Siswa SMA Negeri Bali Mandara bersama Pembina I Wayan Madiya, S.Pd.,M.Pd dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2016 |
SMA N Bali Mandara kembali menorehkan prestasi gemilang, hal ini dibuktikan dengan 2 medali emas yang diraih siswa SMA N Bali Mandara dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia atau OPSI. Provinsi Bali secara total berhasil menyabet 4 medali yang terdiri dari 2 medali perunggu dan 2 medali emas dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tercatat, sebanyak 190 peserta dari berbagai SMA di Indonesia mengikuti ajang tahunan ini yang diselenggarakan di Indonesia International Institute for Life-Sciences, Pulomas, Jakarta, 2-7 Oktober 2016.
Kepala Sekolah SMA N Bali Mandara, Ketut Darta ketika ditemui di ruang kerjanya mengatakan, ajang OPSI 2016 memperlombakan tiga bidang kategori, diantaranya Matematika dan Rekayasa, Sosial Humaniora, serta Sains dan Teknologi. Dari ajang ini nantinya peserta yang juara akan diikutsertakan dalam lomba penelitian sejenis tingkat Internasional yang bakal di selenggarakan di Amerika Serikat.
"Dua tim berhasil meraih medali emas, awalnya ada 17 tim penelitian kami ajukan namun yang dinyatakan lolos hanya 5 tim yang mengikuti bidang Matematika dan Rekayasa juga Sains dan Teknologi. Dalam lomba, siswa kami bersaing dengan 47 tim di bidang sains dan teknologi serta 22 tim di bidang matematika dan rekayasa, siswa kami bersaing dengan SMA-MA se Indonesia, sebenarnya ada penelitian menarik lainnya, yakni tong sampah elektrik, sayang tidak lolos namun mendapatkan penghargaan khusus dalam ajang OPSI, selanjutnya siswa peraih medali bakal mengikuti lomba serupa di Los Angeles, Amerika Serikat," ungkapnya
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, selain kegiatan ini sebagai wahana untuk memfasilitasi bakat dan minat peserta didik dibidang penelitian ilmiah, OPSI digelar bertujuan membantu kebutuhan masyarakat di bidang sains teknologi.
"tahun ini ajang OPSI digelar untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki anak didik untuk melahirkan produk sederhana, ramah lingkungan, bertujuan membantu masyarakat dalam memecahkan masalah khususnya di bidang sains dan teknologi," pungkasnya.
Apresiasi dan respon positif langsung ditunjukkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardani, SH.MM dengan kehadirannya di SMA N Bali Mandara. Sabtu, 9 Oktober 2016.
Kepada koranbuleleng.com TIA Kusuma Wardani mengungkapkan, Kehadirannya di SMA N Bali Mandara mewakili Gubernur Bali. Prestasi yang luar biasa, ini menunjukkan bahwa siswa-siswa di Bali sudah siap menjadi pesaing dan patut diperhitungkan, khususnya di bidang inovasi pendidikan.
"prestasi ini sudah langsung saya laporkan malam itu ke Pak Gubernur, dan melalui sms (short massage service) beliau mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih kepada siswa SMA N Bali Mandara, dan menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah, ini peningkatan prestasi yang sangat luar biasa dan potensial untuk aset inovasi pendidikan di Bali, " pungkasnya.
MADE RADIKIA PRASANTA, dan BAGUS PUTU SATRIA SUARIMA PUTRA siswa yang duduk di kelas XI, notebene adalah peraih medali emas dalam bidang sains dan teknologi mengungkapkan, kami berdua berusaha semaksimal mungkin menampilkan kemampuan saat lomba, rasanya masih tidak percaya bisa memenangkan medali emas dalam ajang OPSI 2016 kemarin.
"Kami berdua sangat berterima kasih kepada guru pembimbing, berkat bimbingannya kami mampu mempresantasikan makalah yang berjudul Inovasi Digital Smart Pshycrometer. Alat yang kami ciptakan ini berbasis teknologi mikrokrontroler, berguna untuk memprediksi cuaca lokal," ucap Bagus Putu Satria Suarima Putra.
Dijelaskannya, teknologi Digital Smart Pshycrometer diciptakan untuk membantu masyarakat mengetahui prediksi cuaca lokal.
"alat ini sangat sederhana, kenapa diciptakan berbentuk kotak, agar bisa dibawa kemanapun, alat ini sudah didesain sedemikian rupa untuk memprediksi turunnya hujan di wilayah setempat dengan radius kurang lebih 10 kilometer, bahan intinya adalah mikrokontroler adruino sebagai sensor suhu LM35 sebagai pendeteksi suhu lingkungan sekitar, sumber daya kelistrikannya dibantu power bank. Cara kerja alat ini, ada tiga buah led yang membantu cara kerja alat ini, satu buah led mengintruksikan hidup matinya alat ini, dan dua sensor led basah dan kering akan membaca suhu udara di sekitar tempat tersebut, selanjutnya kelembaban dan tekanan udara yang dihitung selama satu jam bisa dijadikan pedoman perubahan udara selama 24 jam ke depan. Ketika melakukan pengukuran misalnya, pada pukul 08.00 WITA, didapatkan data suhu udara kering 26,67 derajat celcius dan udara basah 22,00 derajat celcius, kemudian dari 26,67-22,00 derajat celcius = 5,67 derajat celcius dan perhitungan terakhir, nilai suhu udara kering, 26,67 derajat celcius dibulatkan menjadi 28 derajat celcius dan nilai suhu basahnya 5,67 dibulatkan menjadi 6 derajat celcius," ungkapnya.
Kendala serta pujian kami hadapi bersama,ketika presentasi tim juri sempat memuji. Mereka mengatakan ternyata ada alat ukur suhu BMKG mini. Dari kelayakan ekonomis biaya produksi pembuatan teknologi sederhana Digital Smart Pshycrometer hanya membutuhkan biaya sebesar, Rp 311.916,- per produksi.
"kami sempat grogi ketika mempresentasikan hasil penelitian dihadapan juri, ditambah diwajibkan membuat karya tulis sendiri sebab baru kali ini memiliki pengalaman menulis, namun perasaan grogi itu terobati setelah kami mendengar pernyataan tim juri yang mengatakan, ternyata ada alat pengukur suhu sekecil ini, lebih praktis, bakal ada BMKG mini, dan tercengang setelah tahu alat itu hanya membutuhkan biaya sebesar, Rp 311.916,- per produksi. Alat ini kami tujukan bagi para petani, bisa digunakan memprediksi suhu cuaca pada saat melakukan pengolahan tanah, namun juga cocok bagi para pendaki dan pecinta tracking untuk mengetahui perkembangan cuaca pada saat itu," pungkasnya.
MUHAMMAD ALI WAFA dan KADEK APRILIA DEWI di tangan trampil kedua siswa ini kemudian tercipta karya sains dan teknologi yang berjudul Sport Banget, Smart Portable Balinese Gamelan Tutorial yang merupakan sebuah alat yang diciptakan bertujuan untuk melestarikan seni musik tradisional daerah.
"mekanisme kerja sport banget bekerja dengan memberikan isyarat nyala lampu led kepada penggunanya, jika led lampu hijau menyala maka bilah pada lampu haris dipukul,dan jika led lampu kuning menyala maka bilah pada led lampu harus diredam atau ditutup. Disini pengguna bisa mengatur sendiri perpindahan nyala led lampu dengan potensio, sehingga mempermudah pengguna belajar gamelan secara bertahap," kata Kadek Aprilia Dewi yang saat ini duduk di kelas XII jurusan IPA 1.
Senada dengan Muhammad Ali Wafa rekan se tim Kadek Aprilia Dewi. Teknologi Sport Banget, Smart Portable Balinese Gamelan Tutorial sangat cocok digunakan untuk para pemula.
"peran dan pengaruh alat ini dalam jangka panjang dapat memudahkan penggunannya dalam bermain alat gamelan ugal secara mandiri tanpa didampingi guru atau pelatih. Selain itu, kelayakan ekonomis jika diterapkan pada instansi pendidikan tergolong ekonomis, per alat, hanya dibutuhkan dana sebesar Rp. 143.946,62,- ,memang sangat murah," pungkasnya.
I Wayan Madiya, S.Pd., M.Pd, selaku guru pembimbing mengungkapkan, keberhasilan yang mereka capai saat ini tentunya tak terlepas dari peran dan dukungan sekolah, namun yang paling sejati adalah karena ada jalinan komunisaksi yang solid antara siswa itu sendiri dengan pembinanya.
"selaku pembimbing sebenarnya kami mendampingi, mengarahkan, memotivasi, memfasilitasi, dan mengawasi proses belajar mereka, selama ini saya bersama Kadek Yuli Artama, ST., M.Pd mengarahkan keingintahuan mereka yang cukup besar. Hal ini membuat saya sendiri terkagum-kagum, limit belajar mereka dari pagi hingga malam hari, selaku pembimbing kami merasa sangat bangga atas jerih payah hingga melahirkan prestasi yang luar biasa seperti ini, kami berharap dengan kompetisi penelitian internasional yang akan mereka ikuti di tahun 2017 nanti, Indonesi memiliki peneliti-peneliti muda yang inspiratif dan inovatif.," pungkasnya.
Tidak hanya SMA N Bali Mandara, KETUT SINTIA DEVI PUTU, MAHA PERMANA ADITYA siswa SMAN 4 Singaraja, berhasil meraih medali perunggu olimpiade dalam bidang Ilmu Sosial dan Humaniora dengan judul makalah Analisis Nilai Karakter Film Tjoet Nja' Dhien dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sejarah. Medali perunggu selanjutnya juga berhasil diraih siswa SMAN 1 Mengwi atas nama NI WAYAN KARTIKA CANDRA KIRANA dan KETUT PUSPA DEWIK dalam bidang Sains dan Teknologi dengan judul makalah Analisis Potensi Bekatul sebagai Kopi Sehat Kaya Antioksi.
Pemenang OPSI 2016, selain mendapatkan uang tunai, mereka juga mendapatkan beasiswa Pendidikan Sarjana untuk melanjutkan pendidikan di i3L dan Motherboard Galileo dari Intel Indonesia.
No comments:
Post a Comment